Dehydrate

Dehydrate adalah suatu upaya untuk mengurangi kadar air dengan cara pengeringan buatan. Pengeringan adalah upaya pengeluaran atau pengendalian jumlah kandungan air pada suatu bahan melalui metode tertentu. Manfaat dari dehydrate adalah untuk memanfaatkan hijauan yang melimpah, menyimpan hijauan ternak, pengawetan. Mikrobia (bakteri) dapat tumbuh atau berkembangbiak karena kondisi air, ultraviolet dan kecepatan air yang memungkinkan. Untuk mencegah terjadinya korosi pada logam, mencegah kerusakan bahan pakan maka kandungan air didalamnya harus dikendalikan hingga batas tertentu, sehingga tidak terdapat cukup persyaratan bagi pertumbuhan mikrobia.

Bahan yang sudah dikeringkan sangat bermanfaat untuk digunakan pada saat musim kemarau dimana ketersediaan pakan mulai berkurang, sehingga pada musim penghujan diupayakan pengeringan sebanyak-banyaknya terhadap produksi hijauan yang melimpah. Contoh dehydrate adalah dehydrate alfafa leaf meal artinya alfafa (bagian daunnya) yang sudah dikurangi kadar airnya sehingga bahan keringnya mencapai 92,3 %, sedangkan dehydrate alfafa stem meal (bagian tangkainya) bahan keringnya agak lebih rendah yaitu 90,9 % (Cullison, 1975).

Dehydrate dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Pengeringan Energi Matahari

Pengeringan ini menggunakan energi surya sebagai sumber panas dialirkan kedalam ruang pengeringan dengan bantuan blower. Pipa hisap blower untuk menghisap udara panas sedang pipa tekanannya disupplykan ke dalam pipa-pipa ruang pemanas (biasanya pipa-pipa pemanas berada di lantai ruang pengering).

2. Rumah Pengering

Pada umumnya rumah pengering digunakan untuk mengeringkan hasil perkebunan seperti tembakau, karet, jagung dan yang lainnya. Ukuran berbeda-beda tergantung. Wadah bahan digunakan berupa rak-rak ataupun tempat-tempat gantungan. Sumber panasnya berasal dari pipa-pipa yang dialirkan menuju ruang pengering. Media yang melewati pipa-pipa tersebut bisa berupa air, uap maupun gas hasil pembakaran.

3. Pengeringan Bak

Alat pengering jenis ini biasanya dipakai untuk mengeringkan hasil pertanian berupa biji-bijian. Bahan ditempatkan didalam bak pada bagian dasarnya berlobang (untuk melewatkan udara panas). Untuk memudahkan pengadukan bentuk bak biasanya dibuat silinder. Udara panas disupply dari bagian bawah bak (dari blower udara panas yang pipa hisapnya dihubungkan dengan pipa out dari ketel uap) yang arah pergerakannya berlawanan dengan perputaran dari pengaduk.

4. Pengeringan Pneumatic

Pengering jenis ini lazim dipakai untuk mengeringkan prosuk-produk pertanian seperti padi, tepung dan lainnya. Pemasukan bahan menuju ruang pengering dibantu dengan konveyor sekrup, sementara udara panas diinjeksikan dari blower menuju pipa pemanas. Jadi pengering bahan terjadi disepanjang pipa dan bercampur antara bahan dan udara panas. Didalam perjalanan terjadi seleksi otomatisasi oleh klep sehingga bahan yang kering bisa lolos hingga kedalam ruang siklon, yang belum kering jatuh kembali ke ruang konveyor sekrup untuk dikeringkan kembali.

5. Pengeringan Landasan “Fluida”

Mesin ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan butiran maupun bubukan yang kadar airnya tidak terlalu tinggi. Mesin ini bagian bawah ya berlobang yang terdiri dari heater dan sekat. Bahan yang akan dikeringkan masuk dari chut bagian atas sehingga terjadi arah yang berlawanan antara arah aliran gas panas yang ditekan dari heater dengan aliran bahan yang pergerakannya dari atas kebawah. Gas maupun uap ditarik keluar dengan blower penarik lewat siklun. Selama pengeringan pada ruang pengeringan terjadi tekanan udara kepada bahan sehingga bahan melayang-layang sehigga terjadi “fluidisasasi”

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Cullison, A.E. 1979. Feed and Feeding. Publishing Company, INC. USA

Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Murtidjo. 1995. Kamus Istilah Peternakan. Kanisius. Yogyakarta

Tillman Alen D, Hartadi Hari, Reksohadiprodjo Soedomo, Prawirokusumo Soeharto dan Lebdosoekojo Soekanto, 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

0 Responses

Dehydrate adalah suatu upaya untuk mengurangi kadar air dengan cara pengeringan buatan. Pengeringan adalah upaya pengeluaran atau pengendalian jumlah kandungan air pada suatu bahan melalui metode tertentu. Manfaat dari dehydrate adalah untuk memanfaatkan hijauan yang melimpah, menyimpan hijauan ternak, pengawetan. Mikrobia (bakteri) dapat tumbuh atau berkembangbiak karena kondisi air, ultraviolet dan kecepatan air yang memungkinkan. Untuk mencegah terjadinya korosi pada logam, mencegah kerusakan bahan pakan maka kandungan air didalamnya harus dikendalikan hingga batas tertentu, sehingga tidak terdapat cukup persyaratan bagi pertumbuhan mikrobia.

Bahan yang sudah dikeringkan sangat bermanfaat untuk digunakan pada saat musim kemarau dimana ketersediaan pakan mulai berkurang, sehingga pada musim penghujan diupayakan pengeringan sebanyak-banyaknya terhadap produksi hijauan yang melimpah. Contoh dehydrate adalah dehydrate alfafa leaf meal artinya alfafa (bagian daunnya) yang sudah dikurangi kadar airnya sehingga bahan keringnya mencapai 92,3 %, sedangkan dehydrate alfafa stem meal (bagian tangkainya) bahan keringnya agak lebih rendah yaitu 90,9 % (Cullison, 1975).

Dehydrate dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Pengeringan Energi Matahari

Pengeringan ini menggunakan energi surya sebagai sumber panas dialirkan kedalam ruang pengeringan dengan bantuan blower. Pipa hisap blower untuk menghisap udara panas sedang pipa tekanannya disupplykan ke dalam pipa-pipa ruang pemanas (biasanya pipa-pipa pemanas berada di lantai ruang pengering).

2. Rumah Pengering

Pada umumnya rumah pengering digunakan untuk mengeringkan hasil perkebunan seperti tembakau, karet, jagung dan yang lainnya. Ukuran berbeda-beda tergantung. Wadah bahan digunakan berupa rak-rak ataupun tempat-tempat gantungan. Sumber panasnya berasal dari pipa-pipa yang dialirkan menuju ruang pengering. Media yang melewati pipa-pipa tersebut bisa berupa air, uap maupun gas hasil pembakaran.

3. Pengeringan Bak

Alat pengering jenis ini biasanya dipakai untuk mengeringkan hasil pertanian berupa biji-bijian. Bahan ditempatkan didalam bak pada bagian dasarnya berlobang (untuk melewatkan udara panas). Untuk memudahkan pengadukan bentuk bak biasanya dibuat silinder. Udara panas disupply dari bagian bawah bak (dari blower udara panas yang pipa hisapnya dihubungkan dengan pipa out dari ketel uap) yang arah pergerakannya berlawanan dengan perputaran dari pengaduk.

4. Pengeringan Pneumatic

Pengering jenis ini lazim dipakai untuk mengeringkan prosuk-produk pertanian seperti padi, tepung dan lainnya. Pemasukan bahan menuju ruang pengering dibantu dengan konveyor sekrup, sementara udara panas diinjeksikan dari blower menuju pipa pemanas. Jadi pengering bahan terjadi disepanjang pipa dan bercampur antara bahan dan udara panas. Didalam perjalanan terjadi seleksi otomatisasi oleh klep sehingga bahan yang kering bisa lolos hingga kedalam ruang siklon, yang belum kering jatuh kembali ke ruang konveyor sekrup untuk dikeringkan kembali.

5. Pengeringan Landasan “Fluida”

Mesin ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan butiran maupun bubukan yang kadar airnya tidak terlalu tinggi. Mesin ini bagian bawah ya berlobang yang terdiri dari heater dan sekat. Bahan yang akan dikeringkan masuk dari chut bagian atas sehingga terjadi arah yang berlawanan antara arah aliran gas panas yang ditekan dari heater dengan aliran bahan yang pergerakannya dari atas kebawah. Gas maupun uap ditarik keluar dengan blower penarik lewat siklun. Selama pengeringan pada ruang pengeringan terjadi tekanan udara kepada bahan sehingga bahan melayang-layang sehigga terjadi “fluidisasasi”

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Cullison, A.E. 1979. Feed and Feeding. Publishing Company, INC. USA

Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Murtidjo. 1995. Kamus Istilah Peternakan. Kanisius. Yogyakarta

Tillman Alen D, Hartadi Hari, Reksohadiprodjo Soedomo, Prawirokusumo Soeharto dan Lebdosoekojo Soekanto, 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Usaha sampingan inspiratif