Fodder (pakan ternak) adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi atau produksi susu (Blakely dan Bade, 1994). Pakan yang diberikan pada ternak dapat berupa ransum yang terdiri dari bahan pakan yang telah diformulasikan sebelumnya. Bahan pakan adalah segala sesuatu dapat diberikan kepada ternak sebagai pakan, berupa bahan organik maupun anorganik, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dengan tidak mengganggu kesehatan ternak bersangkutan. Pakan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seekor ternak, yaitu untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi (Anggorodi, 1994).
Perbedaan pakan dan bahan pakan adalah pakan bersifat umum menyeluruh, sedangkan bahan pakan bersifat individual perbahan yang merupakan anggota pakan. Ransum merupakan kumpulan bahan-bahan pakan yang layak dimakan oleh ternak dan telah disusun mengikuti suatu aturan tertentu (Rasyaf, 1992). Kebutuhan zat pakan dipengaruhi oleh umur hewan, bobot badan, bangsa dan produksi. Kekurangan zat pakan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan penurunan bobot badan (Tillman et al, 1991).
Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada manajemen pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda sesuai dengan jenis, umur, bobot badan, keadaan lingkungan dan kondisi fisiologis ternak. Ternak memerlukan zat gizi dari luar yang dapat dipakai untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Zat yang terdapat dalam pakan memiliki komposisi zat kimia yang berguna untuk menunjang kehidupan suatu organisme disebut sebagai zat gizi atau nutrien (Prawirokusumo, 1994). Zat gizi inilah yang dibutuhkan oleh ternak sehingga dengan memperhatikan umur, besar ukuran tubuh, jenis kelamin serta tingkat produktivitas suatu ternak dapat ditentukan kebutuhan akan suatu zat gizi atau nutrien requirement (Kartadisastra, 1997).
Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa bahan-bahan pakan harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1). Ketersediaan bahan pakan harus menjamin dalam waktu cukup lama, terutama bahan pakan yang dipakai sebagai inti untuk membuat pakan; 2). Tidak bersaing dengan kebutuhan manusia; 3). Bahan pakan tidak rusak (bau, tengik, berjamur) /tidak mudah rusak dan tidak mengandung racun; 4). Harga bahan pakan relatif murah dan 5) Bernilai gizi tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santosa (2003) yang menyatakan bahwa dalam memilih bahan pakan harus memperhatikan beberapa hal penting yaitu 1) bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar, sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi, 2) bahan pakan harus terjamin ketersediannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang mencukupi keperluan untuk konsumsi ternak, 3) bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, 4) bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat makanannya hampir setara.
Faktor penunjang kualitas pakan adalah cara penyimpanan dalam gudang. Gudang merupakan tempat penampungan bahan baku maupun produk jadi untuk beberapa waktu sebelum diberikan pada ternak. Kondisi lingkungan optimal dan penanganan cermat akan sangat mempengaruhi kualitas dari suatu produk atau bahan pakan tersebut. Kerusakan kualitas pakan ditimbulkan oleh kondisi yang kurang optimal sehingga banyak timbul jamur, bakteri dan timbulnya binatang yang perusak kandungan nutrisi dari pakan ternak.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Blakely, J dan Bade, D. H. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi ke empat. Gajah Mada University Press.
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dam Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius,
Fodder (pakan ternak) adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi atau produksi susu (Blakely dan Bade, 1994). Pakan yang diberikan pada ternak dapat berupa ransum yang terdiri dari bahan pakan yang telah diformulasikan sebelumnya. Bahan pakan adalah segala sesuatu dapat diberikan kepada ternak sebagai pakan, berupa bahan organik maupun anorganik, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dengan tidak mengganggu kesehatan ternak bersangkutan. Pakan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seekor ternak, yaitu untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi (Anggorodi, 1994).
Perbedaan pakan dan bahan pakan adalah pakan bersifat umum menyeluruh, sedangkan bahan pakan bersifat individual perbahan yang merupakan anggota pakan. Ransum merupakan kumpulan bahan-bahan pakan yang layak dimakan oleh ternak dan telah disusun mengikuti suatu aturan tertentu (Rasyaf, 1992). Kebutuhan zat pakan dipengaruhi oleh umur hewan, bobot badan, bangsa dan produksi. Kekurangan zat pakan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan penurunan bobot badan (Tillman et al, 1991).
Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada manajemen pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda sesuai dengan jenis, umur, bobot badan, keadaan lingkungan dan kondisi fisiologis ternak. Ternak memerlukan zat gizi dari luar yang dapat dipakai untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Zat yang terdapat dalam pakan memiliki komposisi zat kimia yang berguna untuk menunjang kehidupan suatu organisme disebut sebagai zat gizi atau nutrien (Prawirokusumo, 1994). Zat gizi inilah yang dibutuhkan oleh ternak sehingga dengan memperhatikan umur, besar ukuran tubuh, jenis kelamin serta tingkat produktivitas suatu ternak dapat ditentukan kebutuhan akan suatu zat gizi atau nutrien requirement (Kartadisastra, 1997).
Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa bahan-bahan pakan harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1). Ketersediaan bahan pakan harus menjamin dalam waktu cukup lama, terutama bahan pakan yang dipakai sebagai inti untuk membuat pakan; 2). Tidak bersaing dengan kebutuhan manusia; 3). Bahan pakan tidak rusak (bau, tengik, berjamur) /tidak mudah rusak dan tidak mengandung racun; 4). Harga bahan pakan relatif murah dan 5) Bernilai gizi tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santosa (2003) yang menyatakan bahwa dalam memilih bahan pakan harus memperhatikan beberapa hal penting yaitu 1) bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar, sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi, 2) bahan pakan harus terjamin ketersediannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang mencukupi keperluan untuk konsumsi ternak, 3) bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, 4) bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat makanannya hampir setara.
Faktor penunjang kualitas pakan adalah cara penyimpanan dalam gudang. Gudang merupakan tempat penampungan bahan baku maupun produk jadi untuk beberapa waktu sebelum diberikan pada ternak. Kondisi lingkungan optimal dan penanganan cermat akan sangat mempengaruhi kualitas dari suatu produk atau bahan pakan tersebut. Kerusakan kualitas pakan ditimbulkan oleh kondisi yang kurang optimal sehingga banyak timbul jamur, bakteri dan timbulnya binatang yang perusak kandungan nutrisi dari pakan ternak.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Blakely, J dan Bade, D. H. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi ke empat. Gajah Mada University Press.Yogyakarta . (diterjemahkan oleh Sri Gandono, B).
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dam Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius,Yogyakarta .