Pestisida dan Bahan Penyusunnya

Pestisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas atau mematikan hama tanaman. Misalnya : insektisida (untuk mematikan hama yang disebabkan oleh serangga), rodentisida (disebabkan oleh binatang pengerat), akarisida (disebabkan oleh acarina).

Pestisida adalah obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman, baik hama, penyakit, maupun gulma (Kusnadi dan Santoso, 1996). Winarno (1993) menambahkan pestisida merupakan bahan yang beracun dan berbahaya yang bila tidak digunakan dan dikelola dengan bijaksana akan mempunyai dampak negatif, misalnya residu pada bahan pangan yang tinggi, polusi di udara , di air, dan di lahan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Pestisida digolongkan beberapa kelompok berdasarkan jenis zat kimianya yaitu pestisida organik dan anorganik; berdasarkan tujuan dan sasarannya pestisida dapat dibedakan menjadi golongan insektisida, herbisida, fungisida, nematosida, rodentisida dan bakterisida.

1. INSEKTISIDA

Insektisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. Insektisida dapat dibedakan menjadi :

A. Insektisida Anorganik

Bahan penyusun insektisida ini terdiri dari bahan-bahan anorganik, yaitu : Lead arsenate, calcium arsenat, Paris green, sodium fluo-silicate, komponen merkuri, sulphur dan komponen penyusunnya, komponen tembaga, komponen halogen, komponen phospor. Ketiga yang disebut pertama adalah komponen utama yang digunakan untuk mengontrol serangga.

  1. Kalsium Arsenat

Kalsium Arsenat digunakan karena tingkat keamanannya yang cukup baik dan kemampuannya dalam memberantas serangga, dan secara total residu racun dapat hilang. Cu(C2H3O2)2.3Cu(AsO2)2 merupakan preparat arsenat komersial yang pertama. Terbuat dari campuran copper arsenite dan asam asetat cair.

  1. Lead Arsenate

Komponen penyusun lead arsenate yaitu PbHASO4 dan jenis arsenat yang lain, yaitu Pb2As2O7, PbH2As2O7. Lead arsenate biasanya berupa racun perut yang digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan untuk mengontrol serangga pemakan daun. Salah satu keuntungan penggunaan lead arsenate adalah hanya membasmi serangga pemakan daun yang disemprot, sedangkan serangga lain tidak ikut terbasmi.

  1. Komponen Merkuri

Mercurous dan mercuric chloride efektif sebagai fungisida

  1. Paris Green

Terdiri atas serbuk kuarsa berwarna hijau, terdiri dari arsenic yang merupakan salah satu bahan aktif penyusunnya. Biasanya digunakan dalam bentuk serbuk dan disemprotkan.

  1. Sulfur dan Komponen penyusunnya.

Sulfur merupakan partikel yang tidak beracun lebih sering digunakan untuk kontrol tumbuhan yang dimakan tungau dan ditumbuhi spora jamur.

  1. Komponen Tembaga

Cuprisulfat digunakan sebagai salah satu golongan fungisida yang biasa digunakan secara langsung atau dicampur dengan komponen organik untuk mengontrol penyakit tanaman.

g. Komponen Halogen

Garam yang tersusun atas asam hidrohalogen seperti sodium chloride mempunyai efek membasmi tetapi dalam konsentrasi tinggi. Chriolid sebagai insektisida perut untuk mengontrol serangga dengan menyemprotkan pada tanaman dengan kadar 0,2 % suspensi cair. Chriolid tersusun atas barium fluosilikat dan sodium fluoaluminat.

h. Komponen fosfor

Dua komponen pospor yang umum digunakan sebagai insektisida Zinc Phosphide dan Aluminium Phospide. Zinc Phosphide digunakan sebagai pengontrol larva spesies murine dan Aluminium Phospide untuk mengontrol serangga.

b. Insektisida Organik

Insektisida organik terdiri Chlorinated Hidrocarbon dan komponen organik phospor.

a. Chlorinated Hidrocarbon

Chlorinated Hidrocarbon contohnya yaitu

DDT dengan reaksi kimia sebagai berikut :

2C6H5Cl + OCH CCl3 (C6H4Cl)2 CHCCl3 = H2O

DDT ini merupakan bahan kimia pertama yang cukup baik dalam membunuh serangga dengan menyemprotkan pada permukaan.

  1. BHC

Komponen ini terdiri dari beberapa stereo isomer yang dalam jangka waktu panjang menyebabkan racun. Reaksi kimia BHC sebagai berikut :

C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6

c. Lindane

Insektisida ini 99 % merupakan preparat gama murni dari BHC. Lindane menyerang sebagai insektisida perut pemberian insektisida ini dilakukan dengan penyemprotan. Insektisida ini memiliki reaksi racun seperti BHC.

d. Chlordane

Chlordane terdiri dari clorinated terpene dengan kandungan 64-70%. Ini bertahan lama di tanah daripada BHC tetapi tidak selama DDT . Chlordane ini berfungsi sebagai racun perut dan racun kontak.

e. Heptachlor

Heptachlor hampir sama dengan BHC dalam cara kerjanya kecuali pada tingkat toksinnya. Dalam aksinya heptachlor sebagai racun kontak dan racun perut.

f. Toxaphene

Toxaphene merupakan chlorinated camphene yang mengandung 67% chlorine. Biasanya digunakan untuk membunuh seranga pada tanaman kapas. Toxaphene utamanya berperan sebagai racun perut tapi kadang-kadang digunakan sebagai racun kontak. Toxaphene memiliki kemampuan racun 4 kali dari DDT.

g. Aldrine

Aldrin adalah insektisida yang kerjanya lebih efektif dari pada insektisida chlorine lain. Aldrine utamanya berperan sebagai racun kontak dan racun perut. Digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan. Aldrine mempunyai sebaran yang luas.

Pengologan Insektisida Berdasarkan Formulasi Bahan Aktifnya

1. Organoklorin

Organoklorin adalah suatu senyawa insektisida yang mengandung atom karbon hidrogen dan klorine (Ekha, 1998). Golongan organoklrin dibagi menjadi 3 sub golongan utama yaitu dikloro difenil trikloro (DDT), benzena heksakloroda (BHC) dan siklodiena. Dijelaskan lebih lanjut oleh Oka (1995) bahwa insektisida hidrokarbon berklor merupakan kelomok pestisida yang paling persisten.

2. Organofosfat

Insektisida golongan organofosfat adalah racun syaraf yang bekerja efektif pada vertebrata dibandingkan insektisida golonganhidrokarbon berklor. Insektisida ini scara kimia bersifat tidak stabil dan tidak persisten. (Ware, 1983). Matsumura (1983) menambahkan contoh-contoh isektisida ini adalah diazinon, metidation, curacron (profenofos), malathion dan parathion.

2. RODENTISIDA

Bahan kimia yang bersifat racun yang berfungsi dalam mengontrol binatang pengganggu seperti tikus, tupai, tikus tanah dan binatang pengerat lainnya. Berfungsi dalam membunuh tikus dengan frekuensi tinggi dan memusnahkan tikus. Terdiri dari :

1. Zinc Phospide

Racun pembunuh tikus dengan dosis tinggi. Penggunaannya yaitu dengan mencampur zinc phospide dengan tepung, gandum atau gram flour atau milot, sejumlah kecil mustard atau minyak kacang tanah juga ditambahkan. Minyak membantu untuk meningkatkan absorbsi phosporus dalam tubuh, disamping membuat lebih mudah.

2. Warfarin

Racun tikus dengan reaksi lambat, anti koagulan darah dan ketika termakan menghasilkan haemuragi yang berakibat fatal. Warfarin mempunyai nama kimia 3-(alfa-Asetonil-bensil)-4-Hidroxykoumarin. Tidak seperti kebanyakan racun warfarin berbau dan berasa.

3. Strychine Hydrochloride

Prinsip penggunaan racun ini yaitu dengan dicampurkan ke daging sebagai umpan. Racun ini merupakan ekstrak alkaloit dari tanaman. Racun ini biasanya digunakan

4. Barium Carbonate

Memiliki sifat racun yang rendah terhadap tikus kecepatan konsentrasi tinggi, barium carbonat bersifat memiliki rasa dan bau, berbentuk garam berwarna putih dan memiliki tingkat racun yang rendah untuk tikus. Barium carbonat harus dicampur dengan umpan yang harus lembab,dengan menggunakan molases dan air

5. Calcium Cynide

Ini digunakan dalam bentuk sebuk sebagai pemberantas tikus got dengan gas asam hidrosianic. Tikus yang terkena racun ini akan segera mati.

3. FUNGISIDA

Fungisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/mematikan cendawan yang menyebabkan penyakit.

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam. Pertama, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungistatik, yakni senyawa yang hanya mampu menghentikan perkembangan cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila senyawa fungistik tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungitoksik atau efek fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa yang mampu membunuh cendawan.

Penggolongan Fungisida Berdasarkan Susunan Inti Racunnya

Dapat digolongkan menjadi golongan tembaga anorganik, golongan belerang anorganik dan golongan organik.

1. Golongan Tembaga Anorganik

a. Bubur Bordeaux (Bordeaux Mixture)

Bubur Bordeaux (BB) dapat kita buat dari terusi, kapur dan air. Terusi ditumbuk sampai halus, supaya mudah larut di dalam air yang dingin.

b. Bubur Burgundy (Burgundi Mixture)

c. Bubur Cheshunt (Cheshunt Mixture)

d. Eau Celeste (Sky Blue Water)

Apabila kapur di dalam BB digantikan dengan Ammonia liquider maka akan diperoleh eau celeste.eau celeste biasanya dicampur dengan sabun dan disemprotkan ke atas permukaan bagian tanaman. Misalnya untuk memberantas Phoma sabdariffae.

e. Senyawa-senyawa Insoluble Coppers (Fixed Coppers)

Senyawa ini berupa tepung yang sangat halus, sukar melarut di dalam air, tetapi memiliki daya laying yang tinggi. Sifat-sifat lainya yaitu mudah dibuat, reaksinya netral, dapat disimpan sampai sehari semalam, kemungkinan kerusakan pada tanaman kecil, tidak meninggalkan endapan, untuk menggunakan hanya memerlukan air yang sedikit saja, tidak meruask alat penyemprot dan dapat dipakai sabagai obat penyemprot, obat serbuk dan emulsi.dengan sifat-sifat tersebut maka penggunaan senyawa insoluble coppers dapat mendesak penggunaan BB.

2. Golongan Belerang Anorganik

a. Tepung belerang

Tepung belerang ini dapat dibuat dari belerang Lumpur dan belerang cirrus. Karena kandungan S nya 65% berbanding 90% maka harga harga belerang Lumpur lebih murah daripada belerang cirrus. Di samping itu belerang cirrus tidak bersifat higroskopis jadi akan segera dapat dipergunakan.

b. Bubur California (Lime sulfur)

Bubur California kita peroleh dengan jalan merebus belerang dan kapur hingga terbentuk cairan berwarna coklat karat. Bubur California ini disamping memiliki efek fungisida juga memiliki efek insektisida, hanya bubur ini merupakan obat keras yang dapat merusakkan alat serta berbahaya bagi manusai; di samping itu penggunaan bubur California jangan di waktu cuaca panas karena akan dapat membakar bagian tanaman yang disemprot.

Bubur kalifornia ini akan dapat kita simpan asal di tempat yang rapat misalnya di dalam botol lalu di atasnya dituangkan minyak tanah untuk melapisi permukaaannya. Karena kalau terjadi reaksi dengan udara bubur ini akan menjadi rusak.beberapa jenis bubur calofornia yaitu bubur California home boiled, bubur California yang masak sendiri (self boiled lime sulfure) dan bubur California yang kering (dry lime sulfure).

c. Belerang Basah (wettable sulfure)

Fungisida ini berbentuk pasta belerang atau tepung belerang yang terdiri dari unsure belerang murni, sehingga pengaruh kerusakan terhadap tanaman dapat lebih dikurangi lagi.

4. HERBISIDA

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan penganggu yang tidak dikehendaki. Karena herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotoksik.

Herbisida dibagi menjadi dua : selektive herbisida dan non selektive herbisida. Formulasi herbisida terdiri dari :

- Larutan air atau minyak, sebagian besar garam herbisida soluble dalam air. CCnya cairan sodium dan garam amin dari 2, 4-D,S-T, MCDA, garam amin di DN BP, dll.

- Emulsi

Emulsi adalah cairan yang tersebar dari cairan lain. Dua cairan melindungi dari reaksi dengan cairan lain dengan penambahan agen emulsi

- Serbuk basah

Tipe formulasi agar herbisida dapat terserap ke dalam tanaman bersama dengan penambahan bahan yang bekerja di permukaan dan di dalam tanah sehingga membentuk suspensi apabila dicampur dalam air.

- Herbisida granular

Material granular dapat disebar dengan tangan atau dengan penyebar mekanik. Hal ini punya keuntungan, penyemprotan dalam air tidak digunakan dalam penggunannya.

- Debu

Insektisida dan fungisida dangat sering menyusun debu. Walaupun demikian beberapa herbisida diaplikasikan sebagai debu karena racunnya.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Dhingra, K.C. 1981. Handbook Of Pesticides. Small Industry Research Institute, Roop Nagar, Delhi.

Ekha, I. 1998. Dilema Pestisida : Tragedi Revolusi Hijau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Matsumura, F. 1998. Toksilogy Of Insectisides. Plenum Press, New York.

Ware, G. W. 1983. Pestisides : Theory and Application. W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

0 Responses

Pestisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas atau mematikan hama tanaman. Misalnya : insektisida (untuk mematikan hama yang disebabkan oleh serangga), rodentisida (disebabkan oleh binatang pengerat), akarisida (disebabkan oleh acarina).

Pestisida adalah obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman, baik hama, penyakit, maupun gulma (Kusnadi dan Santoso, 1996). Winarno (1993) menambahkan pestisida merupakan bahan yang beracun dan berbahaya yang bila tidak digunakan dan dikelola dengan bijaksana akan mempunyai dampak negatif, misalnya residu pada bahan pangan yang tinggi, polusi di udara , di air, dan di lahan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Pestisida digolongkan beberapa kelompok berdasarkan jenis zat kimianya yaitu pestisida organik dan anorganik; berdasarkan tujuan dan sasarannya pestisida dapat dibedakan menjadi golongan insektisida, herbisida, fungisida, nematosida, rodentisida dan bakterisida.

1. INSEKTISIDA

Insektisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. Insektisida dapat dibedakan menjadi :

A. Insektisida Anorganik

Bahan penyusun insektisida ini terdiri dari bahan-bahan anorganik, yaitu : Lead arsenate, calcium arsenat, Paris green, sodium fluo-silicate, komponen merkuri, sulphur dan komponen penyusunnya, komponen tembaga, komponen halogen, komponen phospor. Ketiga yang disebut pertama adalah komponen utama yang digunakan untuk mengontrol serangga.

  1. Kalsium Arsenat

Kalsium Arsenat digunakan karena tingkat keamanannya yang cukup baik dan kemampuannya dalam memberantas serangga, dan secara total residu racun dapat hilang. Cu(C2H3O2)2.3Cu(AsO2)2 merupakan preparat arsenat komersial yang pertama. Terbuat dari campuran copper arsenite dan asam asetat cair.

  1. Lead Arsenate

Komponen penyusun lead arsenate yaitu PbHASO4 dan jenis arsenat yang lain, yaitu Pb2As2O7, PbH2As2O7. Lead arsenate biasanya berupa racun perut yang digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan untuk mengontrol serangga pemakan daun. Salah satu keuntungan penggunaan lead arsenate adalah hanya membasmi serangga pemakan daun yang disemprot, sedangkan serangga lain tidak ikut terbasmi.

  1. Komponen Merkuri

Mercurous dan mercuric chloride efektif sebagai fungisida

  1. Paris Green

Terdiri atas serbuk kuarsa berwarna hijau, terdiri dari arsenic yang merupakan salah satu bahan aktif penyusunnya. Biasanya digunakan dalam bentuk serbuk dan disemprotkan.

  1. Sulfur dan Komponen penyusunnya.

Sulfur merupakan partikel yang tidak beracun lebih sering digunakan untuk kontrol tumbuhan yang dimakan tungau dan ditumbuhi spora jamur.

  1. Komponen Tembaga

Cuprisulfat digunakan sebagai salah satu golongan fungisida yang biasa digunakan secara langsung atau dicampur dengan komponen organik untuk mengontrol penyakit tanaman.

g. Komponen Halogen

Garam yang tersusun atas asam hidrohalogen seperti sodium chloride mempunyai efek membasmi tetapi dalam konsentrasi tinggi. Chriolid sebagai insektisida perut untuk mengontrol serangga dengan menyemprotkan pada tanaman dengan kadar 0,2 % suspensi cair. Chriolid tersusun atas barium fluosilikat dan sodium fluoaluminat.

h. Komponen fosfor

Dua komponen pospor yang umum digunakan sebagai insektisida Zinc Phosphide dan Aluminium Phospide. Zinc Phosphide digunakan sebagai pengontrol larva spesies murine dan Aluminium Phospide untuk mengontrol serangga.

b. Insektisida Organik

Insektisida organik terdiri Chlorinated Hidrocarbon dan komponen organik phospor.

a. Chlorinated Hidrocarbon

Chlorinated Hidrocarbon contohnya yaitu

DDT dengan reaksi kimia sebagai berikut :

2C6H5Cl + OCH CCl3 (C6H4Cl)2 CHCCl3 = H2O

DDT ini merupakan bahan kimia pertama yang cukup baik dalam membunuh serangga dengan menyemprotkan pada permukaan.

  1. BHC

Komponen ini terdiri dari beberapa stereo isomer yang dalam jangka waktu panjang menyebabkan racun. Reaksi kimia BHC sebagai berikut :

C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6

c. Lindane

Insektisida ini 99 % merupakan preparat gama murni dari BHC. Lindane menyerang sebagai insektisida perut pemberian insektisida ini dilakukan dengan penyemprotan. Insektisida ini memiliki reaksi racun seperti BHC.

d. Chlordane

Chlordane terdiri dari clorinated terpene dengan kandungan 64-70%. Ini bertahan lama di tanah daripada BHC tetapi tidak selama DDT . Chlordane ini berfungsi sebagai racun perut dan racun kontak.

e. Heptachlor

Heptachlor hampir sama dengan BHC dalam cara kerjanya kecuali pada tingkat toksinnya. Dalam aksinya heptachlor sebagai racun kontak dan racun perut.

f. Toxaphene

Toxaphene merupakan chlorinated camphene yang mengandung 67% chlorine. Biasanya digunakan untuk membunuh seranga pada tanaman kapas. Toxaphene utamanya berperan sebagai racun perut tapi kadang-kadang digunakan sebagai racun kontak. Toxaphene memiliki kemampuan racun 4 kali dari DDT.

g. Aldrine

Aldrin adalah insektisida yang kerjanya lebih efektif dari pada insektisida chlorine lain. Aldrine utamanya berperan sebagai racun kontak dan racun perut. Digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan. Aldrine mempunyai sebaran yang luas.

Pengologan Insektisida Berdasarkan Formulasi Bahan Aktifnya

1. Organoklorin

Organoklorin adalah suatu senyawa insektisida yang mengandung atom karbon hidrogen dan klorine (Ekha, 1998). Golongan organoklrin dibagi menjadi 3 sub golongan utama yaitu dikloro difenil trikloro (DDT), benzena heksakloroda (BHC) dan siklodiena. Dijelaskan lebih lanjut oleh Oka (1995) bahwa insektisida hidrokarbon berklor merupakan kelomok pestisida yang paling persisten.

2. Organofosfat

Insektisida golongan organofosfat adalah racun syaraf yang bekerja efektif pada vertebrata dibandingkan insektisida golonganhidrokarbon berklor. Insektisida ini scara kimia bersifat tidak stabil dan tidak persisten. (Ware, 1983). Matsumura (1983) menambahkan contoh-contoh isektisida ini adalah diazinon, metidation, curacron (profenofos), malathion dan parathion.

2. RODENTISIDA

Bahan kimia yang bersifat racun yang berfungsi dalam mengontrol binatang pengganggu seperti tikus, tupai, tikus tanah dan binatang pengerat lainnya. Berfungsi dalam membunuh tikus dengan frekuensi tinggi dan memusnahkan tikus. Terdiri dari :

1. Zinc Phospide

Racun pembunuh tikus dengan dosis tinggi. Penggunaannya yaitu dengan mencampur zinc phospide dengan tepung, gandum atau gram flour atau milot, sejumlah kecil mustard atau minyak kacang tanah juga ditambahkan. Minyak membantu untuk meningkatkan absorbsi phosporus dalam tubuh, disamping membuat lebih mudah.

2. Warfarin

Racun tikus dengan reaksi lambat, anti koagulan darah dan ketika termakan menghasilkan haemuragi yang berakibat fatal. Warfarin mempunyai nama kimia 3-(alfa-Asetonil-bensil)-4-Hidroxykoumarin. Tidak seperti kebanyakan racun warfarin berbau dan berasa.

3. Strychine Hydrochloride

Prinsip penggunaan racun ini yaitu dengan dicampurkan ke daging sebagai umpan. Racun ini merupakan ekstrak alkaloit dari tanaman. Racun ini biasanya digunakan

4. Barium Carbonate

Memiliki sifat racun yang rendah terhadap tikus kecepatan konsentrasi tinggi, barium carbonat bersifat memiliki rasa dan bau, berbentuk garam berwarna putih dan memiliki tingkat racun yang rendah untuk tikus. Barium carbonat harus dicampur dengan umpan yang harus lembab,dengan menggunakan molases dan air

5. Calcium Cynide

Ini digunakan dalam bentuk sebuk sebagai pemberantas tikus got dengan gas asam hidrosianic. Tikus yang terkena racun ini akan segera mati.

3. FUNGISIDA

Fungisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/mematikan cendawan yang menyebabkan penyakit.

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam. Pertama, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungistatik, yakni senyawa yang hanya mampu menghentikan perkembangan cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila senyawa fungistik tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungitoksik atau efek fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa yang mampu membunuh cendawan.

Penggolongan Fungisida Berdasarkan Susunan Inti Racunnya

Dapat digolongkan menjadi golongan tembaga anorganik, golongan belerang anorganik dan golongan organik.

1. Golongan Tembaga Anorganik

a. Bubur Bordeaux (Bordeaux Mixture)

Bubur Bordeaux (BB) dapat kita buat dari terusi, kapur dan air. Terusi ditumbuk sampai halus, supaya mudah larut di dalam air yang dingin.

b. Bubur Burgundy (Burgundi Mixture)

c. Bubur Cheshunt (Cheshunt Mixture)

d. Eau Celeste (Sky Blue Water)

Apabila kapur di dalam BB digantikan dengan Ammonia liquider maka akan diperoleh eau celeste.eau celeste biasanya dicampur dengan sabun dan disemprotkan ke atas permukaan bagian tanaman. Misalnya untuk memberantas Phoma sabdariffae.

e. Senyawa-senyawa Insoluble Coppers (Fixed Coppers)

Senyawa ini berupa tepung yang sangat halus, sukar melarut di dalam air, tetapi memiliki daya laying yang tinggi. Sifat-sifat lainya yaitu mudah dibuat, reaksinya netral, dapat disimpan sampai sehari semalam, kemungkinan kerusakan pada tanaman kecil, tidak meninggalkan endapan, untuk menggunakan hanya memerlukan air yang sedikit saja, tidak meruask alat penyemprot dan dapat dipakai sabagai obat penyemprot, obat serbuk dan emulsi.dengan sifat-sifat tersebut maka penggunaan senyawa insoluble coppers dapat mendesak penggunaan BB.

2. Golongan Belerang Anorganik

a. Tepung belerang

Tepung belerang ini dapat dibuat dari belerang Lumpur dan belerang cirrus. Karena kandungan S nya 65% berbanding 90% maka harga harga belerang Lumpur lebih murah daripada belerang cirrus. Di samping itu belerang cirrus tidak bersifat higroskopis jadi akan segera dapat dipergunakan.

b. Bubur California (Lime sulfur)

Bubur California kita peroleh dengan jalan merebus belerang dan kapur hingga terbentuk cairan berwarna coklat karat. Bubur California ini disamping memiliki efek fungisida juga memiliki efek insektisida, hanya bubur ini merupakan obat keras yang dapat merusakkan alat serta berbahaya bagi manusai; di samping itu penggunaan bubur California jangan di waktu cuaca panas karena akan dapat membakar bagian tanaman yang disemprot.

Bubur kalifornia ini akan dapat kita simpan asal di tempat yang rapat misalnya di dalam botol lalu di atasnya dituangkan minyak tanah untuk melapisi permukaaannya. Karena kalau terjadi reaksi dengan udara bubur ini akan menjadi rusak.beberapa jenis bubur calofornia yaitu bubur California home boiled, bubur California yang masak sendiri (self boiled lime sulfure) dan bubur California yang kering (dry lime sulfure).

c. Belerang Basah (wettable sulfure)

Fungisida ini berbentuk pasta belerang atau tepung belerang yang terdiri dari unsure belerang murni, sehingga pengaruh kerusakan terhadap tanaman dapat lebih dikurangi lagi.

4. HERBISIDA

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan penganggu yang tidak dikehendaki. Karena herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotoksik.

Herbisida dibagi menjadi dua : selektive herbisida dan non selektive herbisida. Formulasi herbisida terdiri dari :

- Larutan air atau minyak, sebagian besar garam herbisida soluble dalam air. CCnya cairan sodium dan garam amin dari 2, 4-D,S-T, MCDA, garam amin di DN BP, dll.

- Emulsi

Emulsi adalah cairan yang tersebar dari cairan lain. Dua cairan melindungi dari reaksi dengan cairan lain dengan penambahan agen emulsi

- Serbuk basah

Tipe formulasi agar herbisida dapat terserap ke dalam tanaman bersama dengan penambahan bahan yang bekerja di permukaan dan di dalam tanah sehingga membentuk suspensi apabila dicampur dalam air.

- Herbisida granular

Material granular dapat disebar dengan tangan atau dengan penyebar mekanik. Hal ini punya keuntungan, penyemprotan dalam air tidak digunakan dalam penggunannya.

- Debu

Insektisida dan fungisida dangat sering menyusun debu. Walaupun demikian beberapa herbisida diaplikasikan sebagai debu karena racunnya.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Dhingra, K.C. 1981. Handbook Of Pesticides. Small Industry Research Institute, Roop Nagar, Delhi.

Ekha, I. 1998. Dilema Pestisida : Tragedi Revolusi Hijau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Matsumura, F. 1998. Toksilogy Of Insectisides. Plenum Press, New York.

Ware, G. W. 1983. Pestisides : Theory and Application. W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

Usaha sampingan inspiratif