Leguminosa

Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980). Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983). Lebih jelasnya berikut sistematika Taxonomi dari legum :

Sistematika Taxonomi

Golongan

Phylum

Spermatophyta

Sub phylum

Angiospermae

Class

Dicotyl

Ordo

Rosales

Family

Leguminoceae

Sub Family

Papillionaceae

Genus

Centrosema, Peuroria,Calopogonium

Spesies

Pubescens, Phaseloides, Mucunoides

Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982). Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980). Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah. Jenis leguminosa antara lain: Sentro (Centrosema pubescens, Puero (Pueraria phaseoloidse), Kalopo (Calopogonium muconoides), Gamal (Gliricida maculata) Lamtoro (Leucaena Leucocephala). Berikut beberapa contoh karakteristik beberapa jenis legum :

Sentro (Centrosema pubescens)

Centrosema pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan, merupakan tumbuhan perennial. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Sutopo, 1985). Centrosema pubescens merupakan legum herba yang membelit, menjalar atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm (Soegiri et al., 1982).

Puero (Pueraria phaseoloidse)

Legum ini disebut juga puero, tropikal kudzu, kacang ruji (Jawa) yang berasal dari India timur dan siklus hidupnya perennial. Ciri-ciri legum ini adalah tumbuh merambat, membelit, memanjat, sifat perakarannya (pada buku) dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, warna bunga ungu kebiruan (Reksohadiprojo, 1985).. Adaptasi legum ini adalah tumbuh di daerah tropika, curah hujan lebih dari 1270 mm/th, ketinggian 0-1.000 m, suhu sedang sampai dengan tinggi, tidak tahan suhu rendah, tahan musim kering panjang, kisaran tanah luas, tanah masam miskin Ca dan P, responsif terhadap pupuk P, sebagai legum pioner, tahan genangan (Reksohadiprojo, 1985).

Kalopo (Calopogonium muconoides)

Calopogonium mucunoides merupakan tanaman leguminosa yang berasal dari Amerika Selatan tropik yang bersifat perennial, dan hidup pada daerah yang kelembaban udaranya tinggi (Reksohadiprojo, 1985). Calopogonium mucunoides merupakan tanaman penutup tanah, tanaman sela dan tanaman pemberantas gulma. Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar dan memanjang, membentuk hamparan yang dapat mencapai ketinggian 30-50 cm. (Soegiri et al., 1990).

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.

Mc Ilroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita. Jakarta.

Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BFFE. Yogyakarta.

Sarwono, B. 1987. Macam-Macam Rumput Potong. Trubus, Jakarta.

Soegiri, Ilyas, H. S., Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.

Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali, JakartaLubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

0 Responses

Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980). Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983). Lebih jelasnya berikut sistematika Taxonomi dari legum :

Sistematika Taxonomi

Golongan

Phylum

Spermatophyta

Sub phylum

Angiospermae

Class

Dicotyl

Ordo

Rosales

Family

Leguminoceae

Sub Family

Papillionaceae

Genus

Centrosema, Peuroria,Calopogonium

Spesies

Pubescens, Phaseloides, Mucunoides

Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982). Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980). Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah. Jenis leguminosa antara lain: Sentro (Centrosema pubescens, Puero (Pueraria phaseoloidse), Kalopo (Calopogonium muconoides), Gamal (Gliricida maculata) Lamtoro (Leucaena Leucocephala). Berikut beberapa contoh karakteristik beberapa jenis legum :

Sentro (Centrosema pubescens)

Centrosema pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan, merupakan tumbuhan perennial. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Sutopo, 1985). Centrosema pubescens merupakan legum herba yang membelit, menjalar atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm (Soegiri et al., 1982).

Puero (Pueraria phaseoloidse)

Legum ini disebut juga puero, tropikal kudzu, kacang ruji (Jawa) yang berasal dari India timur dan siklus hidupnya perennial. Ciri-ciri legum ini adalah tumbuh merambat, membelit, memanjat, sifat perakarannya (pada buku) dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, warna bunga ungu kebiruan (Reksohadiprojo, 1985).. Adaptasi legum ini adalah tumbuh di daerah tropika, curah hujan lebih dari 1270 mm/th, ketinggian 0-1.000 m, suhu sedang sampai dengan tinggi, tidak tahan suhu rendah, tahan musim kering panjang, kisaran tanah luas, tanah masam miskin Ca dan P, responsif terhadap pupuk P, sebagai legum pioner, tahan genangan (Reksohadiprojo, 1985).

Kalopo (Calopogonium muconoides)

Calopogonium mucunoides merupakan tanaman leguminosa yang berasal dari Amerika Selatan tropik yang bersifat perennial, dan hidup pada daerah yang kelembaban udaranya tinggi (Reksohadiprojo, 1985). Calopogonium mucunoides merupakan tanaman penutup tanah, tanaman sela dan tanaman pemberantas gulma. Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar dan memanjang, membentuk hamparan yang dapat mencapai ketinggian 30-50 cm. (Soegiri et al., 1990).

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.

Mc Ilroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita. Jakarta.

Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BFFE. Yogyakarta.

Sarwono, B. 1987. Macam-Macam Rumput Potong. Trubus, Jakarta.

Soegiri, Ilyas, H. S., Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.

Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali, JakartaLubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

Usaha sampingan inspiratif