Tubuh ternak memerlukan protein untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak serta untuk produksi. Protein didalam tubuh diubah menjadi energi jika diperlukan, Pada hewan, protein merupakan bagian terpenting dari jaringan-jaringan tubuh. Protein adalh esensial bagi kehiupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup. Akan tetapi hewan tidak bisa membuat protein dari zat-zat anorganis seperti halnya tumbuhan. Oleh karena itu, hewan perlu mendapatkan protein dari bahan pakan. Bila di dalam pakan tidak terdapat cukup protein, maka tubuh hewan tidak dapat membuat dan memelihara jaringan tubuh. Akibatnya pertumbuhan terganggu dan penimbunan daging turun. Fungsi protein dalam tubuh termasuk : (1) memperbaiki jaringan, (2) pertumbuhan dan jaringan baru, (3) metabolisme (deaminasi) untuk energi, (4) metabolisme kedalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh (zat-zat vital tersebut temasuk zat anti darah yang menghalangi infeksi, (5) enzym-enzym yang esensial bagi fungsi tubuh yang normal dan (6) hormon-hormon tertentu.
Protein supplement adalah penambahan atau pemberian protein dalam jumlah tertentu kedalam pakan untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh ternak terkait dengan tujuan produksi. Misalnya pada masa kebuntingan pada sapi, masa laktasi dan pada masa produksi telur pada unggas. Seperti tanaman hewan mensintesis protein yang mengandung 22 macam asam-asam amino. Meskipun demikian, tidak seperti tanaman, hewan tidak dapat mensintesis semua asam amino. Asam amino yang tidak disintesis hewan digolongkan asam amino esensial dan harus dipenuhi melalui ransum, Protein supplement dapat diberikan sebagai sumber protein dalam ransum, apabila kandungan proteinnya rendah. Protein bisa diperoleh dari bahan pakan yang berasal dari tumbuhan yang berupa biji-bijian atau protein hewani seperti tepung ikan. Penyusunan ransum diperlukan tambahan protein (asam amino sintetik) atau protein supplement yang kaya akan kandungan asam-asam amino essensial. Asam amino essensial yang dibutuhkan oleh ternak antara lain arginin, lisin, glisin, histidin, leusin, isoleusin, sistin, phenilalanin, tirosin, threonin, tryptophan, valin dan metionin.
Defisiensi protein atau salah satu ari asam-asam amino esensial akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan sesuai dengan derajat defisiensinya. Pada unggas defisiensi protein yang hebat atau defisiensi sebuah asam amino tunggal menyebabkan segera berhentinya pertumbuhan dan kehilangan pertumbuhan rata-rata 6-7 % dari berat badan perhari. Ketidakseimbangan asam amino dapat diperlihatkan dengan ransum yang sangat rendah kadar proteinnya hal ini biasanya berdampak pada kekurangan asam amino metionin dan lysin.
Pakan yang mengandung asam amino yang seimbang akan mempunyai nilai biologis protein yang lebih baik. Protein dapat dicerna sehingga asam amino dapat diserap tubuh dan lebih banyak diretensi oleh tubuh ternak.Asam amino yang sering ditambahkan dalam ransum unggas antara lain Lysine HCL dan D.L methionin. Sedangkan pada ternak Ruminansia protein supplemen diberikan dapat berupa pakan penguat atau konentrat dengan kandungan protein yang tinggi yang berasal dari biji bijian, seperti jagung, menir, bilgur, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dll. Ruminansia mempunyai memanfaatkan sumber nitrogen bukan protein (NPN), sehingga dalam ransum dapat ditambahkan urea sebagai sumber nitrogen untuk membantu sintesis protein mikobia. Akan tetapi, urea sebagai bahn pakan hanya bisa diberikan kepada sapi dalam jumlah yang terbatas, yakni 2% dari keseluruhan ransum yang diberikan. Urea mengandung 45% N. Dengan bantuan mikroorganisme didalam rumen, N bisa diurai dan diikat menjadi protein yang bermanfaat.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Haris, R.S. dan E. Karmas. 1986. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rasyaf, M. 2001. Seputar Makanan Ayam Kampung. Cetakan IX, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rizal, A. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Slinger, S.J. 1973. Effect of Pelleting and Crumbling Method on the Nutritional Value of Feeds Prodedding of Symphosium Effect of Processing on the Nutritional of Feeds. natioNal Academi of Science
Tubuh ternak memerlukan protein untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak serta untuk produksi. Protein didalam tubuh diubah menjadi energi jika diperlukan, Pada hewan, protein merupakan bagian terpenting dari jaringan-jaringan tubuh. Protein adalh esensial bagi kehiupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup. Akan tetapi hewan tidak bisa membuat protein dari zat-zat anorganis seperti halnya tumbuhan. Oleh karena itu, hewan perlu mendapatkan protein dari bahan pakan. Bila di dalam pakan tidak terdapat cukup protein, maka tubuh hewan tidak dapat membuat dan memelihara jaringan tubuh. Akibatnya pertumbuhan terganggu dan penimbunan daging turun. Fungsi protein dalam tubuh termasuk : (1) memperbaiki jaringan, (2) pertumbuhan dan jaringan baru, (3) metabolisme (deaminasi) untuk energi, (4) metabolisme kedalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh (zat-zat vital tersebut temasuk zat anti darah yang menghalangi infeksi, (5) enzym-enzym yang esensial bagi fungsi tubuh yang normal dan (6) hormon-hormon tertentu.
Protein supplement adalah penambahan atau pemberian protein dalam jumlah tertentu kedalam pakan untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh ternak terkait dengan tujuan produksi. Misalnya pada masa kebuntingan pada sapi, masa laktasi dan pada masa produksi telur pada unggas. Seperti tanaman hewan mensintesis protein yang mengandung 22 macam asam-asam amino. Meskipun demikian, tidak seperti tanaman, hewan tidak dapat mensintesis semua asam amino. Asam amino yang tidak disintesis hewan digolongkan asam amino esensial dan harus dipenuhi melalui ransum, Protein supplement dapat diberikan sebagai sumber protein dalam ransum, apabila kandungan proteinnya rendah. Protein bisa diperoleh dari bahan pakan yang berasal dari tumbuhan yang berupa biji-bijian atau protein hewani seperti tepung ikan. Penyusunan ransum diperlukan tambahan protein (asam amino sintetik) atau protein supplement yang kaya akan kandungan asam-asam amino essensial. Asam amino essensial yang dibutuhkan oleh ternak antara lain arginin, lisin, glisin, histidin, leusin, isoleusin, sistin, phenilalanin, tirosin, threonin, tryptophan, valin dan metionin.
Defisiensi protein atau salah satu ari asam-asam amino esensial akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan sesuai dengan derajat defisiensinya. Pada unggas defisiensi protein yang hebat atau defisiensi sebuah asam amino tunggal menyebabkan segera berhentinya pertumbuhan dan kehilangan pertumbuhan rata-rata 6-7 % dari berat badan perhari. Ketidakseimbangan asam amino dapat diperlihatkan dengan ransum yang sangat rendah kadar proteinnya hal ini biasanya berdampak pada kekurangan asam amino metionin dan lysin.
Pakan yang mengandung asam amino yang seimbang akan mempunyai nilai biologis protein yang lebih baik. Protein dapat dicerna sehingga asam amino dapat diserap tubuh dan lebih banyak diretensi oleh tubuh ternak.Asam amino yang sering ditambahkan dalam ransum unggas antara lain Lysine HCL dan D.L methionin. Sedangkan pada ternak Ruminansia protein supplemen diberikan dapat berupa pakan penguat atau konentrat dengan kandungan protein yang tinggi yang berasal dari biji bijian, seperti jagung, menir, bilgur, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dll. Ruminansia mempunyai memanfaatkan sumber nitrogen bukan protein (NPN), sehingga dalam ransum dapat ditambahkan urea sebagai sumber nitrogen untuk membantu sintesis protein mikobia. Akan tetapi, urea sebagai bahn pakan hanya bisa diberikan kepada sapi dalam jumlah yang terbatas, yakni 2% dari keseluruhan ransum yang diberikan. Urea mengandung 45% N. Dengan bantuan mikroorganisme didalam rumen, N bisa diurai dan diikat menjadi protein yang bermanfaat.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Haris, R.S. dan E. Karmas. 1986. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rasyaf, M. 2001. Seputar Makanan Ayam Kampung. Cetakan IX, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rizal, A. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Slinger, S.J. 1973. Effect of Pelleting and Crumbling Method on the Nutritional Value of Feeds Prodedding of Symphosium Effect of Processing on the Nutritional of Feeds. natioNal Academi of ScienceWashington .