Additive

Additive adalah suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan, biasanya dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar atau bagian dari padanya, untuk memenuhi kebutuhan khusus, contohnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen, additive bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi et. al., 1991). Biasanya feed additive diberikan dalam ransum ternak untuk menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan. Beberapa feed additve yang diberikan antara lain :

1. Flavoring agent, pemberi bau untuk meningkatkan palatabilitas pakan contoh cairan sukrosa

2. Enzim untuk memperbaiki daya cerna

3. Vitamin, Sebagai sumber vitamin A dapat digunakan Vit. A palmitat, Vit. A acetat dan minyak ikan. Sumber vitamin D2 digunakan Vit. D pada semua tanaman yaitu hasil aktivasi sterol dalam tanaman oleh sinar ultraviolet. Sumber vitamin D3 digunakan Vit. D pada hewan yang merupakan hasil aktivasi sterol pada hewan oleh sinar ultraviolet misalnya minyak ikan. Sumber vitamin E digunakan senyawa vit. E aktif, misalnya dl alpha tokoferil asetat. Sumber vitamin K dapat menggunakan MCBC dan MPB.

4. Sumber mineral : Tepung tulang, Tepung kerang (CaCo3) , Garam (NaCl).

5. Antibiotik, Antibiotik dalam dosis rendah diketahui efektif terhadap pengontrolan infeksi subklinis dan merangsang pertumbuhan hewan bila ditambahkan dalam air minum atau kedalam pakan.

6. sumber-sumber karotenid ditambahkan kedalam ransum untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur.

7. hormon atau zat lain yang digunakan untuk memperbaiki proses metabolisme dari ayam.

a. estrogen dipergunakan untuk memperbaiki pertumbuhan dan memperbaiki karkas ayam.

b. Senyawa thyroaktif (seperti casein yang mengandung iodium) kadang digunakan untuk memperbaiki produksi telur, kualitas telur, dan mencegah degenerasi lemak dibawah kondisi tertentu

c. Beberapa macam obat( termasuk hormon) dipergunakan untuk menghentikan jatuh bulu (molting) atau untuk mempercepat molting ayam yang sudah berproduksi lama.

8. Asam amino adalah monomer dari protein. Sebagai bahan pakan tunggal asam amino tidak tersedia di alam, namun tersedia secara buatan. Asam amino yang biasanya kekurangan dalam pakan adalah asam amino metionin dan lisin. Oleh karena itu, di pasaran asam amino yang tersedia adalah DL- metionin dan L-lisin yang mempunyai kemurnian 99%.

Penggunaan makanan tambahan pelengkap dalam penyunan ransum terutama yang merupakan bahan tambahan bukan zat makanan dengan maksud memperbaiki konsumsi, daya cerna, proteksi, absorbsi dan atau transportas zat-zat makanan untuk memperbaiki nilai gizi ransum dan menurunkan biaya pakan dan dalam produksi broiler atau telur.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Orskov, E. R. 1992. Protein Nutrition in Ruminant. 2nd Ed. Academic Press, Harcout Brace Jovanovich Publisher, London.

Foley, R.C., D.L. Bath, F.N. Dickinson., and H.A. Tucker. 1973. Dairy Cattle Principles, Practices, Problem and Profits. Lea and Febiger, Philadelphia.

Cullison. A. E. 1979. Feeds and Feeding. 2nd Ed. Reston Publishing Co. Inc. Reston, Virginia.

Ensminger, M. E. 1992. Animal Science. 6th Ed. The Interstate and Publisher, Inc. Danville, Illinois.

Harold, D.H. and S.M. Darrel. 1972. Crop Production 2nd Ed. Macmilan Publising Co., Inc., New York.
0 Responses

Additive adalah suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan, biasanya dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar atau bagian dari padanya, untuk memenuhi kebutuhan khusus, contohnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen, additive bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi et. al., 1991). Biasanya feed additive diberikan dalam ransum ternak untuk menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan. Beberapa feed additve yang diberikan antara lain :

1. Flavoring agent, pemberi bau untuk meningkatkan palatabilitas pakan contoh cairan sukrosa

2. Enzim untuk memperbaiki daya cerna

3. Vitamin, Sebagai sumber vitamin A dapat digunakan Vit. A palmitat, Vit. A acetat dan minyak ikan. Sumber vitamin D2 digunakan Vit. D pada semua tanaman yaitu hasil aktivasi sterol dalam tanaman oleh sinar ultraviolet. Sumber vitamin D3 digunakan Vit. D pada hewan yang merupakan hasil aktivasi sterol pada hewan oleh sinar ultraviolet misalnya minyak ikan. Sumber vitamin E digunakan senyawa vit. E aktif, misalnya dl alpha tokoferil asetat. Sumber vitamin K dapat menggunakan MCBC dan MPB.

4. Sumber mineral : Tepung tulang, Tepung kerang (CaCo3) , Garam (NaCl).

5. Antibiotik, Antibiotik dalam dosis rendah diketahui efektif terhadap pengontrolan infeksi subklinis dan merangsang pertumbuhan hewan bila ditambahkan dalam air minum atau kedalam pakan.

6. sumber-sumber karotenid ditambahkan kedalam ransum untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur.

7. hormon atau zat lain yang digunakan untuk memperbaiki proses metabolisme dari ayam.

a. estrogen dipergunakan untuk memperbaiki pertumbuhan dan memperbaiki karkas ayam.

b. Senyawa thyroaktif (seperti casein yang mengandung iodium) kadang digunakan untuk memperbaiki produksi telur, kualitas telur, dan mencegah degenerasi lemak dibawah kondisi tertentu

c. Beberapa macam obat( termasuk hormon) dipergunakan untuk menghentikan jatuh bulu (molting) atau untuk mempercepat molting ayam yang sudah berproduksi lama.

8. Asam amino adalah monomer dari protein. Sebagai bahan pakan tunggal asam amino tidak tersedia di alam, namun tersedia secara buatan. Asam amino yang biasanya kekurangan dalam pakan adalah asam amino metionin dan lisin. Oleh karena itu, di pasaran asam amino yang tersedia adalah DL- metionin dan L-lisin yang mempunyai kemurnian 99%.

Penggunaan makanan tambahan pelengkap dalam penyunan ransum terutama yang merupakan bahan tambahan bukan zat makanan dengan maksud memperbaiki konsumsi, daya cerna, proteksi, absorbsi dan atau transportas zat-zat makanan untuk memperbaiki nilai gizi ransum dan menurunkan biaya pakan dan dalam produksi broiler atau telur.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Orskov, E. R. 1992. Protein Nutrition in Ruminant. 2nd Ed. Academic Press, Harcout Brace Jovanovich Publisher, London.

Foley, R.C., D.L. Bath, F.N. Dickinson., and H.A. Tucker. 1973. Dairy Cattle Principles, Practices, Problem and Profits. Lea and Febiger, Philadelphia.

Cullison. A. E. 1979. Feeds and Feeding. 2nd Ed. Reston Publishing Co. Inc. Reston, Virginia.

Ensminger, M. E. 1992. Animal Science. 6th Ed. The Interstate and Publisher, Inc. Danville, Illinois.

Harold, D.H. and S.M. Darrel. 1972. Crop Production 2nd Ed. Macmilan Publising Co., Inc., New York.

Usaha sampingan inspiratif