PERLAKUAN MENURUNKAN KANDUNGAN TANNIN DAN KAFEIN

(ILMU TERNAK - www.ilmuternakkita.blogspot.com)*

Kandungan faktor anti nurisi pada daging buah kopi (polifenol, tannin dan kafein) dapat diturunkan dengan kombinasi perlakuan alkalis (NaOH) dengan perlakuan fermentatif (silase) seperti disajikan pada Tabel 6. Namun, penelitian ROJAS et al. (2002) menunjukan bahwa perlakuan yang optimal ternyata cukup dengan menggunakan larutan alkalis 5,0% atau 10,0% NaOH. Disamping itu, perlakuan alakalis terhadap kulit buah kako menggunakan larutan basa abu bakaran kulit buah kakao dengan derajat kebasaan setara dengan 8,0% NAOH dapat meningkatkan degradabilitas bahan dari 45% tanpa perlakuan menjadi 60% (SMITH et al., 1988). Namun, pada derajat kebasaan tersebut konsumsi pakan juga menurun, sehingga disarankan untuk menggunakan bakaran kulit buah kakao dalam larutan tidak lebih dari 35g per 100 g larutan yaitu setara dengan 6% larutan NaOH.

Fermentasi ampas teh menggunakan kapang Aspergillus niger dapat menurunkan kandungan tannin sebesar 33% (1,35% vs. 0,91%) (KRISNAN, 2002). Penurunan kandungan tannin yang drastis ini diperkirakan akan dapat meningkatkan konsumsi dan ketersediaan energi secara nyata. Senyawa kimiawi yang mengandung molekul oksigen dalam jumlah besar, sehingga mampu membentuk ikatan yang kuat dengan gugus fenolik dan hidroksil pada senyawa tannin terbukti dapat digunakan untuk menekan pengaruh negatif tannin terhadap nilai nutrisi pakan. Penggunaan polyvinyl pyrrolidon (PVP) yang larut atau tidak larut dalam air atau polyethylene glycol (PEG) yang larut dalam air misalnya, mampu menurunkan efek antinutrisi tannin dalam bahan pakan (SILANIKOV et al., 2001).

Sumber : Lokakarya Nasional Kambing Potong

0 Responses

(ILMU TERNAK - www.ilmuternakkita.blogspot.com)*

Kandungan faktor anti nurisi pada daging buah kopi (polifenol, tannin dan kafein) dapat diturunkan dengan kombinasi perlakuan alkalis (NaOH) dengan perlakuan fermentatif (silase) seperti disajikan pada Tabel 6. Namun, penelitian ROJAS et al. (2002) menunjukan bahwa perlakuan yang optimal ternyata cukup dengan menggunakan larutan alkalis 5,0% atau 10,0% NaOH. Disamping itu, perlakuan alakalis terhadap kulit buah kako menggunakan larutan basa abu bakaran kulit buah kakao dengan derajat kebasaan setara dengan 8,0% NAOH dapat meningkatkan degradabilitas bahan dari 45% tanpa perlakuan menjadi 60% (SMITH et al., 1988). Namun, pada derajat kebasaan tersebut konsumsi pakan juga menurun, sehingga disarankan untuk menggunakan bakaran kulit buah kakao dalam larutan tidak lebih dari 35g per 100 g larutan yaitu setara dengan 6% larutan NaOH.

Fermentasi ampas teh menggunakan kapang Aspergillus niger dapat menurunkan kandungan tannin sebesar 33% (1,35% vs. 0,91%) (KRISNAN, 2002). Penurunan kandungan tannin yang drastis ini diperkirakan akan dapat meningkatkan konsumsi dan ketersediaan energi secara nyata. Senyawa kimiawi yang mengandung molekul oksigen dalam jumlah besar, sehingga mampu membentuk ikatan yang kuat dengan gugus fenolik dan hidroksil pada senyawa tannin terbukti dapat digunakan untuk menekan pengaruh negatif tannin terhadap nilai nutrisi pakan. Penggunaan polyvinyl pyrrolidon (PVP) yang larut atau tidak larut dalam air atau polyethylene glycol (PEG) yang larut dalam air misalnya, mampu menurunkan efek antinutrisi tannin dalam bahan pakan (SILANIKOV et al., 2001).

Sumber : Lokakarya Nasional Kambing Potong

Usaha sampingan inspiratif