Roughage (makanan kasar) adalah bahan pakan yang berasal dari tanaman, khususnya produk sampingan (limbah) dari tanaman yang dipanen (crop), tinggi serat kasarnya, rendah daya-cernanya dan rendah proteinnya. Roughage mengandung serat kasar lebih dari 18% atau terdiri lebih dari 35 % dinding sel. Roughage ini memiliki kandungan energi yang rendah per unit bahan kering karena biasanya mengandung dinding sel yang tinggi (Hartadi, et.al, 1980). Kelas ini mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10% serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Energi-netonya per unit berat bisanya rendah karena tingginya kandungan dinding sel. Contoh hijauan kering dan jerami adalah : Hay, jerami, fodder (bagian arerial dari tanaman jagung atau sorghum, stover (bagian aerial tanpa biji dan tanaman jagung atau sorghum) sekam kulit biji polongan.
Roughage merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman, kususnya by-product dari proses pascapanen produk pertanian. Roughage ini dapat berupa: hay, jerami atau sisa pertanian yang telah dikeringkan. Roughage didapat dari hijauan pakan yang umurnya tua, mengandung energi yang rendah serta kandungan dinding selnya yang tinggi. Bahan pakan ini merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kelangkaan hijauan yang dilakukan dengan cara menyimpan hijauan segar pada saat musim penghujan dengan melakukan pengeringan terhadap hijuan tersebut. menyatakan bahwa roughage dibutuhkan untuk meningkatkan produksi ternak pada kondisi alam yang kurang mendukung. Roughage merupakan pakan alternatif selain hijauan segar yang sangar potensial untuk penyediaan pakan bagi ternak ruminansia, akan tetapi roughage mempunyai kelemahan yaitu tingginya serat kasar dan mempunyai kecernaan yang rendah (Lubis, 1992).
Kandungan lignin yang tinggi menyebabkan rendahnya kecernaan, selulosa maupun hemiselulosa yang sangat potensial sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia tidak dapat digunakan secara optimal karena terjadi ikatan komplek antara lignin dengan selulosa maupun hemiselulosa membentuk lignoselulosa dan lignohemiselulosa. Rendahnya kecernaan juga disebabkan karena tingginya kritalinitas selulosa yang berakibat menurunnya degradilbilitasnya. Karena memiliki kandungan serat kasar yang tinggi Roughage hanya mampu dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh ternak ruminansia, yaitu ternak yang mempunyai kelebihan mencerna selulosa menjadi sumber energi, karena ternak ruminansia mempunyai 4 lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Dalam pencernaan di rumen terjadi fermentasi dengan bantuan mikrobia rumen sehingga pakan kasar mampu dikonversi sebagai sumber energi bagi tubuh.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Roughage (makanan kasar) adalah bahan pakan yang berasal dari tanaman, khususnya produk sampingan (limbah) dari tanaman yang dipanen (crop), tinggi serat kasarnya, rendah daya-cernanya dan rendah proteinnya. Roughage mengandung serat kasar lebih dari 18% atau terdiri lebih dari 35 % dinding sel. Roughage ini memiliki kandungan energi yang rendah per unit bahan kering karena biasanya mengandung dinding sel yang tinggi (Hartadi, et.al, 1980). Kelas ini mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10% serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Energi-netonya per unit berat bisanya rendah karena tingginya kandungan dinding sel. Contoh hijauan kering dan jerami adalah : Hay, jerami, fodder (bagian arerial dari tanaman jagung atau sorghum, stover (bagian aerial tanpa biji dan tanaman jagung atau sorghum) sekam kulit biji polongan.
Roughage merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman, kususnya by-product dari proses pascapanen produk pertanian. Roughage ini dapat berupa: hay, jerami atau sisa pertanian yang telah dikeringkan. Roughage didapat dari hijauan pakan yang umurnya tua, mengandung energi yang rendah serta kandungan dinding selnya yang tinggi. Bahan pakan ini merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kelangkaan hijauan yang dilakukan dengan cara menyimpan hijauan segar pada saat musim penghujan dengan melakukan pengeringan terhadap hijuan tersebut. menyatakan bahwa roughage dibutuhkan untuk meningkatkan produksi ternak pada kondisi alam yang kurang mendukung. Roughage merupakan pakan alternatif selain hijauan segar yang sangar potensial untuk penyediaan pakan bagi ternak ruminansia, akan tetapi roughage mempunyai kelemahan yaitu tingginya serat kasar dan mempunyai kecernaan yang rendah (Lubis, 1992).
Kandungan lignin yang tinggi menyebabkan rendahnya kecernaan, selulosa maupun hemiselulosa yang sangat potensial sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia tidak dapat digunakan secara optimal karena terjadi ikatan komplek antara lignin dengan selulosa maupun hemiselulosa membentuk lignoselulosa dan lignohemiselulosa. Rendahnya kecernaan juga disebabkan karena tingginya kritalinitas selulosa yang berakibat menurunnya degradilbilitasnya. Karena memiliki kandungan serat kasar yang tinggi Roughage hanya mampu dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh ternak ruminansia, yaitu ternak yang mempunyai kelebihan mencerna selulosa menjadi sumber energi, karena ternak ruminansia mempunyai 4 lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Dalam pencernaan di rumen terjadi fermentasi dengan bantuan mikrobia rumen sehingga pakan kasar mampu dikonversi sebagai sumber energi bagi tubuh.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta