Straw atau Jerami

Straw (jerami) adalah sisa tanaman setelah pemisahan atau pemanenan biji (padian, kacangan dengan pemukulan (thresed) yaitu dipisahkan dari jerami/merang dengan pemukulan atau penyaringan . Dimaksudkan untuk biji-bijian,dan kacang –kacangan. (Hartadi et.al, 1980). Selanjutnya diterangkan oleh Komar (1984) bahwa Jerami adalah bagian batang dan daun tumbuhan yang telah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi akar dan bagian batang yang tertinggal setelah disabit. Selanjutnya dinyatakan bahwa jerami padi merupakan sisa dari tanaman padi yang telah dipetik bijinya.

Jerami diperoleh dari tanaman yang selesai dipanen maka tananman tesebut berumur tua dan kandungan serat kasarnya tinggi, jerami dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Jerami ini dapat diberikan pada ternak baik dalam bentuk segar maupun kering berupa daun dan batangnya. Jerami dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia khususnya disaat musim kemarau dimana hijauan segar sudah sangat sulit didapatkan. Jerami padi mempunyai kandungan serat kasar, protein kasar, lemak dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), masing-masing sebesar 26,63%; 4,26%; 1,56% dan 40,88% (Widodo, 2002). Adapun strukturnya terdiri dari dinding sel, isi sel, selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika, masing-masing 79%; 21%; 33%; 26%; 7% dan 13% (Komar, 1984).

Daya cerna jerami padi rendah yaitu berkisar 30%, karena zat mudah larut yang terkandung di dalamnya, seperti selulosa, terselubung dalam sel yang keras yaitu silika dan lignin (Tillman et al., 1991; Sugeng, 2001). Untuk meningkatkan nilai kecernaanya biasanya para peternak melakukan pengolahan pada jerami yang diperolehnya dengan cara amoniasi atau fermentasi. Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet, anti aflatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien (dapat meningkatkan kecernaan sampai 80%). Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel sehingga membebaskan iikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, S. 1980. Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan Pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung.

Sugeng, Y.B. 2001. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

0 Responses

Straw (jerami) adalah sisa tanaman setelah pemisahan atau pemanenan biji (padian, kacangan dengan pemukulan (thresed) yaitu dipisahkan dari jerami/merang dengan pemukulan atau penyaringan . Dimaksudkan untuk biji-bijian,dan kacang –kacangan. (Hartadi et.al, 1980). Selanjutnya diterangkan oleh Komar (1984) bahwa Jerami adalah bagian batang dan daun tumbuhan yang telah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi akar dan bagian batang yang tertinggal setelah disabit. Selanjutnya dinyatakan bahwa jerami padi merupakan sisa dari tanaman padi yang telah dipetik bijinya.

Jerami diperoleh dari tanaman yang selesai dipanen maka tananman tesebut berumur tua dan kandungan serat kasarnya tinggi, jerami dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Jerami ini dapat diberikan pada ternak baik dalam bentuk segar maupun kering berupa daun dan batangnya. Jerami dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia khususnya disaat musim kemarau dimana hijauan segar sudah sangat sulit didapatkan. Jerami padi mempunyai kandungan serat kasar, protein kasar, lemak dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), masing-masing sebesar 26,63%; 4,26%; 1,56% dan 40,88% (Widodo, 2002). Adapun strukturnya terdiri dari dinding sel, isi sel, selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika, masing-masing 79%; 21%; 33%; 26%; 7% dan 13% (Komar, 1984).

Daya cerna jerami padi rendah yaitu berkisar 30%, karena zat mudah larut yang terkandung di dalamnya, seperti selulosa, terselubung dalam sel yang keras yaitu silika dan lignin (Tillman et al., 1991; Sugeng, 2001). Untuk meningkatkan nilai kecernaanya biasanya para peternak melakukan pengolahan pada jerami yang diperolehnya dengan cara amoniasi atau fermentasi. Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet, anti aflatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien (dapat meningkatkan kecernaan sampai 80%). Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel sehingga membebaskan iikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan.

*Review by Edi Prayitno, S.Pt

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, S. 1980. Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan Pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung.

Sugeng, Y.B. 2001. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Usaha sampingan inspiratif