Solvent exstracted adalah metode ekstraksi minyak dengan cara melarutkan dengan menggunakan pelarut organik. Pada metode ini bahan yang hendak di ekstraksi seperti biji kedelai, kacang tanah dll. Terlebih dahulu dihilangkan kulitnya (dehulled) kemudian biji kedelai dimasak dengan suhu kurang lebih 75 oC selama 30 menit kemudian dilakukan pemipihan (flaking) dilanjutkan proses expanding untuk melumatkan biji kedelai menjadi berbentuk pasta dengan suhu 95-100 oC. Bubur atau pasta kedelai dilewatkan extractor dan dispay dengan pelarut N-hekxane teknis. Suhu ekstracing dilakukan 55-60 oC selama 15-20 menit atau berjalan dengan kontinyu. Diharapkan minyak yang terkandung dalam kedelai akan terlarut 100% dalam N-hexane. Metode tersebut pada awalnya dikembangkan di Jerman. Solvent exstracted merupakan suatu cara untuk melepaskan lemak atau minyak kacang kedelai, minyak kelapa dan sebagian besar biji-bijian.
Ada beberapa mekanisme ekstraksi yang digunakan. Di United States solvent extraction yaitu dengan menggunakan hexan sebagai pelarutnya. Hexane ditambahkan pada akhir proses ekstraksi. Proses ekstraksi ini dapat menghasilkan kandungan minyak sekitar 18-19% dari kedelai. Ekstraksi lemak dilakukan dengan cara yang sama dengan teknik penentuan kadar lemak kasar. Pada skala yang lebih besar, bahan pelarut yang digunakan pada umumnya adalah heksana, bukan menggunakan eter. Etanol dan isopropil alkohol dapat digunakan sebagai alternatif heksana, mengingat heksana merupakan materi yang sangat mudah terbakar dan biodegradabilitasnya rendah, beresiko menimbulkan penyakit dan menyebabkan pencemaran udara. Untuk menghasilkan ekstraksi lemak yang sempurma, sejumlah lemak harus ditambahkan.
Mengingat pada proses solvent extraction menggunakan pelarut organik yang dapat berupa hexane, maka baik produk minyak maupun produk samping berupa bungkil harus dimurnikan agar tidak mengandung hexane supaya dapat digunakan. Setelah proses extraksi pada produksi minyak biji kedelai, proses selanjutnya terbagi menjadi 2 proses penting, yaitu refining, untuk memurnikan soya oil dari hexane dan toasting, menguapkan atau mengambil larutan hexane yang terikut dalam soya bean meal produk samping. Soya oil yang didapatkan antara 17-19& dari kedelai yang diproses. Proses kedua juga untuk mematangkan soya bean meal agar dapat digunakan untuk bahan baku feedmill.
Bungkil dalam dunia peternakan digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, sehingga solvent extracted sebagai alternatif dalam mengekstraksi minyak dapat dengan optimal untuk memidahkan minyak. Bungkil kelapa yang diekstraksi dengan pelarut organik (solvent extracted) lebih efisien dalam mengekstraksi minyak kelapa daripada proses expeller, karena solvent extracted menghasilkan bungkil kelapa yang lebih halus dan kandungan minyak yang lebih sedikit. Solvent extracted lebih baik dibanding teknik mekanik dalam menjaga kualitas nutrisi bahan pakan terutama protein. Hal tersebut disebabkan karena teknik pelarutan bahan pakan menggunakan suhu yang relatif rendah, sehingga proses denaturasi protein dapat dihindari. Untuk bijian yang mengandung lebih dari 35 % minyak, teknik solvent extracted perlu didahului expeller process, karena tidak memungkinkan untuk langsung menggunakan teknik solvent extracted.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia. Jakarta.
Alamsyah. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penerbit Penebar Swadaya,
Baize, John. 1999. Global soybean meal analysis project. Conducted for the Quality Committee of the United Soybean Board. John C. Baize and Associates,
Cullison, A.E. 1975. Feed and Feeding. Publishing Company, Inc.,
Murtidjo, B. A. 1995. Kamus Istilah Peternakan. Kanisius, Yogyakarta.
Pond, W. G., D. C. Church, dan K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. John Willey and Sons, NY.
Solvent exstracted adalah metode ekstraksi minyak dengan cara melarutkan dengan menggunakan pelarut organik. Pada metode ini bahan yang hendak di ekstraksi seperti biji kedelai, kacang tanah dll. Terlebih dahulu dihilangkan kulitnya (dehulled) kemudian biji kedelai dimasak dengan suhu kurang lebih 75 oC selama 30 menit kemudian dilakukan pemipihan (flaking) dilanjutkan proses expanding untuk melumatkan biji kedelai menjadi berbentuk pasta dengan suhu 95-100 oC. Bubur atau pasta kedelai dilewatkan extractor dan dispay dengan pelarut N-hekxane teknis. Suhu ekstracing dilakukan 55-60 oC selama 15-20 menit atau berjalan dengan kontinyu. Diharapkan minyak yang terkandung dalam kedelai akan terlarut 100% dalam N-hexane. Metode tersebut pada awalnya dikembangkan di Jerman. Solvent exstracted merupakan suatu cara untuk melepaskan lemak atau minyak kacang kedelai, minyak kelapa dan sebagian besar biji-bijian.
Ada beberapa mekanisme ekstraksi yang digunakan. Di United States solvent extraction yaitu dengan menggunakan hexan sebagai pelarutnya. Hexane ditambahkan pada akhir proses ekstraksi. Proses ekstraksi ini dapat menghasilkan kandungan minyak sekitar 18-19% dari kedelai. Ekstraksi lemak dilakukan dengan cara yang sama dengan teknik penentuan kadar lemak kasar. Pada skala yang lebih besar, bahan pelarut yang digunakan pada umumnya adalah heksana, bukan menggunakan eter. Etanol dan isopropil alkohol dapat digunakan sebagai alternatif heksana, mengingat heksana merupakan materi yang sangat mudah terbakar dan biodegradabilitasnya rendah, beresiko menimbulkan penyakit dan menyebabkan pencemaran udara. Untuk menghasilkan ekstraksi lemak yang sempurma, sejumlah lemak harus ditambahkan.
Mengingat pada proses solvent extraction menggunakan pelarut organik yang dapat berupa hexane, maka baik produk minyak maupun produk samping berupa bungkil harus dimurnikan agar tidak mengandung hexane supaya dapat digunakan. Setelah proses extraksi pada produksi minyak biji kedelai, proses selanjutnya terbagi menjadi 2 proses penting, yaitu refining, untuk memurnikan soya oil dari hexane dan toasting, menguapkan atau mengambil larutan hexane yang terikut dalam soya bean meal produk samping. Soya oil yang didapatkan antara 17-19& dari kedelai yang diproses. Proses kedua juga untuk mematangkan soya bean meal agar dapat digunakan untuk bahan baku feedmill.
Bungkil dalam dunia peternakan digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, sehingga solvent extracted sebagai alternatif dalam mengekstraksi minyak dapat dengan optimal untuk memidahkan minyak. Bungkil kelapa yang diekstraksi dengan pelarut organik (solvent extracted) lebih efisien dalam mengekstraksi minyak kelapa daripada proses expeller, karena solvent extracted menghasilkan bungkil kelapa yang lebih halus dan kandungan minyak yang lebih sedikit. Solvent extracted lebih baik dibanding teknik mekanik dalam menjaga kualitas nutrisi bahan pakan terutama protein. Hal tersebut disebabkan karena teknik pelarutan bahan pakan menggunakan suhu yang relatif rendah, sehingga proses denaturasi protein dapat dihindari. Untuk bijian yang mengandung lebih dari 35 % minyak, teknik solvent extracted perlu didahului expeller process, karena tidak memungkinkan untuk langsung menggunakan teknik solvent extracted.
*Review by Edi Prayitno, S.Pt
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia. Jakarta.
Alamsyah. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penerbit Penebar Swadaya,Jakarta .
Baize, John. 1999. Global soybean meal analysis project. Conducted for the Quality Committee of the United Soybean Board. John C. Baize and Associates,7124 Carol Lane , Falls Church , VA 22042-3714 .
Cullison, A.E. 1975. Feed and Feeding. Publishing Company, Inc.,USA .
Murtidjo, B. A. 1995. Kamus Istilah Peternakan. Kanisius, Yogyakarta.
Pond, W. G., D. C. Church, dan K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. John Willey and Sons, NY.